Pengertian influencer dan bagaimana dia bekerja untuk brand

Eny Wulandari
2 min readJul 23, 2021

Pengertian influencer tidak cukup berhenti pada definisi secara harfiah agar kalian bisa memahami mengapa influencer marketing begitu digandrungi oleh banyak brand. Akar kata influencer sendiri berasal dari influence yang artinya “mempengaruhi”.

Ada beberapa pilihan arti terkait pengertian influencer. Seseorang bisa disebut influencer, terutama di media sosial, jika dia mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi keputusan beli seseorang berkat kekuasaan, pengetahuan, posisi hingga hubungannya dengan audiens.

Atau, pengertian influencer bisa merujuk pada seseorang yang mempunyai followers pada ceruk tertentu yang memang dia aktif di dalamnya. Ukuran atau jumlah followers tergantung pada topik dalam ceruk tersebut.

Perlu digarisbawahi bahwa social media influencer ini bukan sekadar alat pemasar tetapi menjadi aset hubungan sosial dimana brand bisa bekerjasama demi mencapai tujuan pemasaran mereka.

Bagaimana social media influencer bekerja untuk brand

Istilah social media influencer dalam beberapa tahun terakhir memang sedang naik daun. Tidak mengherankan sebab laporan dari We Are Social pada Januari 2019 menyebut sekitar 3,4 miliar orang menggunakan media sosial secara aktif. Mereka mencari social media influencer yang mereka kagumi untuk membantu dalam membuat keputusan.

Secara garis besar, social media influencer menyumbang aspek penting bagi brand dalam hal menjalin kedekatan dengan audiens mereka. Ini terlebih dahulu dibangun sendiri oleh social media influencer tersebut melalui beragam unggahan tentang topik yang mereka kuasai dan senangi.

Saat sudah teken kontrak dengan brand tertentu, mereka bertugas membuat unggahan berkala tentang topik favorit mereka di akun media sosial masing-masing. Dari situlah, social media influencer bisa meraup audiens yang tertarik dengan konten mereka dan selalu mengikuti unggahan.

Walau rajin mengunggah konten bukan berarti social media influencer adalah orang yang menghabiskan waktu mereka di media sosial. Mereka tidak sering mengambil swafoto dan mencoba terlihat penting. Justru, social media influencer harus terlihat otentik agar bisa mempengaruhi perilaku followers mereka.

Hal ini agar followers tidak merasa digiring secara langsung untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. Ini yang membuat brands menyukai social media influencer sebab mereka bisa menciptakan tren sendiri dan memotivasi orang untuk membeli produk yang mereka promosikan.

Tidak dipungkiri hadirnya social media influencer membuat audiens cenderung menghindari model promosi secara langsung. Ini adalah bentuk modern dari promosi konvensional dari mulut ke mulut.

Model kerjasama social media influencer dengan brand bisa berbagai macam bentuknya. Ini tergantung dari platform media sosial yang digunakan oleh social media influencer tersebut. Sebagai contoh adalah affiliate marketing, konten/foto/video bersponsor, dan menjadi brand ambassador.

--

--